Daftar Isi
Prinsip Asuransi – Mengutip Detik Finance (13/01/21), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek asuransi, terutama asuransi jiwa
Sebenarnya, salah satu poin penting dalam memahami asuransi adalah mengetahui keberadaan prinsip asuransi, karena prinsip asuransi sendiri bisa menjelaskan bagaimana mekanisme suatu asuransi bekerja.
Pentingnya Mengetahui Prinsip Asuransi
Secara umum, kehadiran asuransi adalah untuk memberikan perlindungan atau proteksi. Baik asuransi kesehatan, asuransi jiwa, maupun asuransi properti, semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu melindungi dari kemungkinan risiko.
Banyaknya jenis asuransi tidak jarang membuat masyarakat awam bingung untuk memahami produk asuransi lebih dalam.
Oleh sebab itu, dengan memahami dengan baik prinsip asuransi, Anda akan terhindar dari kesalahpahaman serta membuat Anda mengetahui apakah Anda akan mendapat manfaat asuransi yang sesuai dengan ekspektasi atau malah sebaliknya.
6 Prinsip Asuransi dalam Dunia Asuransi
Sebelum memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan Anda, yuk simak dulu 6 prinsip dalam dunia asuransi!
1. Insurable Interest
Prinsip ini menjelaskan bahwa seseorang di berikan hak untuk mengasuransikan sesuatu karena terdapat hubungan keluarga atau ekonomi yang mendasarinya.
Hak ini otomatis timbul setelah adanya perjanjian yang sering di sebut Polis dan telah memiliki dasar hukum.
Sebagai contoh, untuk mengasuransikan seseorang, Anda harus memiliki hubungan seperti ayah, ibu, suami, istri, dan anak. Tentu Anda bisa mengasuransikan diri sendiri, kok!
Contoh lainnya adalah Anda bisa mengasuransikan bisnis Anda sendiri atau orang-orang berhubungan dengan bisnis Anda seperti karyawan.
2. Utmost Good Faith
Sesuai dengan namanya, prinsip ini memiliki arti yaitu niat atau itikad baik. Maksudnya adalah, dalam proses membeli produk asuransi, baik Tertanggung (nasabah) maupun Penanggung (perusahaan asuransi) harus menyampaikan informasi dengan terbuka, rinci, dan jujur.
Misalnya, Tertanggung harus menjawab dengan jujur beberapa pertanyaan pada screening risiko sebelum membuat kesepakatan, seperti penyakit bawaan, aktivitas merokok, pengalaman di rawat di rumah sakit, dan lain-lain.
Hal ini juga berlaku untuk Penanggung, di mana perusahaan asuransi harus menyampaikan detail produk dan tidak menutup-nutupi informasi yang harus di ketahui Tertanggung.